Frekwensi / getaran Cakra
Tentang CakraMasing-masing Cakra memiliki tingkat kesadaran yang berbeda demikian juga frekwensinya selaras dengan jumlah daun cakra tersebut. Semakin banyak daun cakra/semakin tinggi tinggkatan cakra semakin tinggi pula getaran/frekwensi Cakra tersebut. Demikian juga semakin tinggi frekwensi cakra semakin halus energi yang diserap ataupun yang dipancarkan. Untuk lebih mudah dalam pengertian saya identikan frekwensi cakra dengan jumlah daun masing-masing cakra, semakin sedikit jumlah daunnya maka begitu pula frekwensinya semakin rendah dan perlu diingat semakin rendah frekwensi semakin tampaklah pergerakan cakra tersebut.
Misalnya Cakra Muladhara yang hanya berdaun empat frekwensi resonansinyapun rendah serta secara otomatis gelombang cahayanyapun sangat panjang sehingga warna yang nampak berwarna kemerahan.Kemudian cakra sahasrara memiliki frekwensi sangat tinggi sehingga cakra ini lebih dikenal dengan Cakra ribuan daun (sahasra=ribuan) demikian juga gelombang cahayanya menjadi putih cemerlang seperti Matahari.
Hal lain yang ditimbulkan karena perbedaan frekwensi antar cakra adalah terdengarnya suara kosmis yang berbeda pula pada setiap cakra. Perbedaan suara ini sangat jelas didengar terutama bagi orang yang Kundalininya benar-benar mengalami kebangkitan, bila suara kosmis ini belum didengar berarti Kundalininya belumlah bangkit.Cakra dengan frekwensi rendah akan mengeluarkan suara mirip suara jengkring (lebih jelasnya nanti pada buku kundalini) dan semakin tinggi frekwensi cakra misalnya dada yaitu cakra Anahata maka terdengar seperti suara seruling / sunari kemudian pada cakra Wisudha, Adnya dan Sahasrara terdengar suara AUM dengan irama bervariasi diantara ketiga Cakra tersebut.
Frekwensi atau tingkat getaran cakra akan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang dengan kata lain dari sikap, tutur kata,cara pandang, pengetahuan serta pola pikir seseorang akan diketahui tingkat frekwensi serta keaktifan cakranya. Dari Muladhara Cakra tingkat frekwensinya akan semakin tinggi sampai pada sahasrara yaitu berfrekwensi 4, 6, 10, 12, 16, 96+4 =100 (fr +4 saya tak jelaskan sistem penggabungannya), 960 +12=1000 (+12 ditengah sahasrara ada Anahata).
Frekwensi = jumlah getaran perdetik.Suara cakra ini tak dapat didengar dengan telinga fisik (melalui pendengaran gaib) walaupun cakra secara ilmu fisika ada frewensi yang sebenarnya dapat didengar langsung yaitu mulai dari cakra Wisuda sampai sahasrasa karena telinga kita secara normal dikatakan mampu mendengar dari frekwensi 20Hz – 20.000Hz. Menurut perhitungan seharusnya cakra Wisuda yang berfrekwensi 16 Hz (seperti suara harimau), adnya 100HZ (mendengung) dan sahasrara 1KHz (suara ting!!!!!,ning!!!! seperti gelas dipukul sendok / suara denting bajera).Inilah kegaiban suara komis menurut perhitungan seharusnya dapat didengar ternyata tidak.
Frekwensi cakra sangat mempengaruhi kondisi pikiran, mental dan sampai batasan tertentu pada tubuh fisik. Sebelum saya lanjut lebih jauh cobalah renungkan sejenak tentang suara musik yang anda senangi. Karena setiap perbedaan tinggi rendah atau perbedaan alunan musik akan memberi dampak pisikis yang berbeda pula pada diri seseorang. Suara musik keras seperti musik Rock musik dengan nada bass rendah (30Hz) biasa akan membuat seseorang menjadi lebih semangat bahkan bisa jadi tubuh ikut keringatan. Suara musik yang lembut apalagi disenangi akan membuat si pendengarnya merasa nyaman tenang dan bisa jadi muncul perasaan bahagia. nada musik melankolis atau musik nostalgia umumnya membuat orang semakin mengantuk. kenapa bisa demikian? Ya..ini semua karena frekwensi musik yang ditangkap indera telinga getarannya mengalami resonansi dengan cakra-cakra tertentu. Suara rendah / suara agak berat akan beresonansi dengan muladhara cakra yang menyebabkan muladhara semakin diaktifkan, perasaan semangatpun semakin terasa. nada musik lembut /musik idola seseorang akan beresonansi dengan anahata cakra sehingga orangnya akan merasa lebih tenang dan nyaman mendengarnya. Musik dengan alunan nada melankolis atau musik nostalgia mengaktifkan sekuarangnya tiga cakra sekaligus yaitu anahata, wisuda dan adnya. Resonansinya menyebabkan seseorang menjadi sangat tenang bahkan bisa mengantuk. Demikian juga halnya bila seseorang dalam pergaulan kesehariannya terutama interaksi antar seseorang apabila seseorang berkata lemah lembut perasaan lawan bicaranya akan senang mendengarnya dan sebaliknya nada keras apalagi dalam keadaan marah atau nadanya menghentak ,hal ini menyebabkan muladhara,swadhistana,manipura dan plexus bergetar si pendengarpun dipancing ikut marah.
Selanjut saya akan mengulas suara mantra OM dengan intonasi nada yang berbeda, terutama untuk lebih mengaktifkan cakra-cakra tertentu. Disini saya hanya akan memberi contoh untuk mengaktifkan tiga cakra saja dengan memanfaatkan frekwensi rendah,sedang dan tinggi dengan sarana mantra OM.
Mengaktifkan muladhara cakra : gemakan mantra OM dengan nada serendah-rendahnya namun sebatas kemampuan diri dengan mengucapkan “AAAuM”.Ikuti dengan nafas agak cepat seperti dalam Bastrika pranayama .
Pada daerah dada atau anahata cakra ucapkan OM dengan lafal ” aUmm” nada sedang serta lembut dan aliran nafas diusahakan sehalus mungkin.
Di Wisuda cakra ucapkan OM dengan lafal “OOoMm” nada mengikuti suara “O” dan suara agak kedalam/kearah dalam tenggorokan.
kemudian pada Adnya cakra ucapkan “UUMmmmmmmMMmmmmMMM” huruf “M” lebih digemakan dan suaranya diayunkan.
Pada Sahasrasa ucapkan “HUUUMM” setinggi batas kemampuan seperti memanggil orang dikejauhan.
Memang agak sulit saya menjelaskan suara nada melalui tulisan untuk itu bagi yang berminat saya telah menyiapkan rekaman berupa Audio CD (meditasi OM pada cakra utama).