Pemahaman Terhadap Adat dan Agama
Artikel AnggotaSesungguhnya bukan agama dan ajaran agama yang jelak, tetapi bagaimana mereka memperdayakan agar agama dapat dipakai sebagai penuntun jalan kearah yang benar. Maka dari itu bagaimana caranya agar dapat memahami agama yang dipeluk sebelum memastikan agama lain lebih baik. Sesungguhnya karena kurang kuat menghadapi penderitaan, kedukaan, lalu mereka berbuat yang aneh-aneh yang dapat merusak citra diri sendiri, keluarga, orang lain. Perbuatan yang aneh-aneh dengan menjelek-jelekkan agamanya sendiri (Hindu) lalu dengan mudah pindah agama atau masuk agama lain.
Di samping itu ada yang mengatakan bahwa mereka pindah agama, karena ada adat yang kaku dan karena kasta yang berkembang. Artinya kasta yang bersifat vertikal sangat sangat menyakitkan dan merendahkan martabat manusia. Akibat kasta yang salah kaprah yang sesungguhnya adalah warna, tetapi sudah berkembang sedemikian rupa yang membeda-bedakan klas manusi dan adanya jurang pemisah adalah sebagai salah satu penghambat kemajuan agama Hindu jika dibandingkan dengan agama-agama lain yang tak mengenal kasta.
Karena itu mau tidak mau, sadar dan tak sadar haru secara perlahan-lahan meningkatkan pemahaman terhadap agama kita dan agama orang lain. Dimana agama mengajarkan kita harus tabah menghadapi berbagai cobaan dalam hidup. Cobaan hidup adalah suatu proses penyucian diri dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan sebelumnya. Kalau itu diyakini sebagai penyucian diri maka kita tidak perlu kecewa atas fitnah dan sebagainya, perilakupun dapat kita kendalikan agar tidak menyimpang dari garis dharma (Wiana, 2000:159). Ajaran agama yang semestinya kita gali dan tafsirkan secara baik secara terus menerus sesuai dengan perkembangan jaman sehingga dapat digunakan secara bersama-sama, bermakna dan penuh arti. Apalagi dapat mengerti agama-agama lain disamping paham agama sendiri dan apa yang disebut melek beragama (Religious Literacy).